Jangan tanya kenapa gue nulis tentang hal ini. Tapi baca dan coba pahami. Karena gue cuma mau memanfaatkan waktu yang gue miliki semaksimal mungkin sebelum akhirnya waktu itu pergi dan tidak akan kembali lagi. Faktanya emang kaya gitu, waktu selalu berjalan (maju) tanpa bisa kita hentikan.
Tadi malam, saat gue ga ada tujuan lagi mau kemana, akhirnya pun (selalu) ke GD (GubukDerita). Mungkin gue adalah orang yang paling ga punya kerjaan, terlalu banyak waktu kosong untuk dibuang, sampai bingung mau buang kemana lagi. Di sana ada beberapa anak-anak GD generasi penerus. Gue menyebut mereka seperti itu, karena GD yang sebenarnya saat ini telah terpecah belah. Orang-orang yang dulu sering sekali mengagungkan nama GD, menganggap kami (GD generasi awal) adalah keluarga yang tidak terpisahkan, mereka saat ini entah kemana. Tapi ada beberapa di antara kami yang masih saling berhubungan dan melakukan kegiatan bareng, entah itu nongkrong ataupun hal negatif lainnya.
Oke, kembali ke cerita tadi malam.
Di GD, gue ketemu Ninis, sepupunya Ryo, sang pemilik GD. Mulailah perbincangan kecil kami. Yang awalnya cuma sekedar basa-basi belaka sampai menyentuh bagian terdalam tubuh yang tidak terlihat. Ya, hati. Dengan gaya bicara gue yang tanpa jeda, cerewet banget, entah kenapa tiba-tiba gue