Friday, July 31, 2015

31st of July

Hari ini tepat 2 tahun sejak gue menyatakan sumpah. Mari kita flashback tapi gue gamau capek-capek nyeritain dari awal. Baca sendiri aja di sokin SUMPAHKU

Intinya gue membuat sumpah yang mana ga boleh pacaran selama 2 tahun. Tujuannya apa? Tujuannya cuma untuk menantang diri gue sendiri karena gue orangnya suka tantangan. Tapi dibalik alasan itu, sebenarnya terselip perasaan trauma. Gue merasa telah tersakiti oleh CINTA. Sampai membuat gue ga bisa percaya terhadap efek dopamine sesaat yang gue rasakan pada lawan jenis. 

Kegalauan hati gue saat itu yang membuat gue ga berpikir jernih. Ini salah satu hal yang gue pelajari dari hidup. Jangan pernah membuat keputusan di saat hati dan pikiran lo ga tenang. Akhirnya, membuat gue terlanjur harus berkomitmen dengan apa yang telah gue putuskan. Awalnya gue mikir kalau gue cukup sinting karena menantang diri sendiri. Banyak yang bilang kalau gue gila. Gue emang gila. Saking gilanya membuahkan hasil yang tidak pernah gue duga.

Untungnya, gue cuman bersumpah untuk tidak pacaran. Berarti gue boleh dekat dengan siapa pun yang penting ga menjalin hubungan dalam status pacaran. Karena hal itu yang membuat orang lain
mencap gue sebagai tukang PHP (Pemberi Harapan Palsu). Ada sebab pasti akan ada akibat. Itu adalah akibat yang harus gue tanggung yang berasal dari faktor eksternal.

Banyak laki-laki yang mendekati gue tapi ga banyak yang bisa membuat gue benar-benar tertarik dengan mereka. Cukup ironis. Kadang gue menertawakan diri gue sendiri lalu pergi ke pojokan kamar untuk meratapinya, ataupun sebaliknya. Melihat banyaknya orang yang lalu lalang dalam hidup gue, datang dan pergi. Sampai buat gue kesal sendiri, "apa tidak ada satupun orang yang datang untuk menetap?"

Persetan dengan cinta. Sampai saat ini gue belum bisa menemukan dan merasakan cinta yang benar-benar tulus. Menemukan seseorang yang datang ke hidup gue tanpa ada niat apa-apa kecuali untuk merasakan kebahagiaan bersama gue. Lalu gue berpikir, "persetan dengan semua yang gue pikirkan". Dan mulai mencaci maki diri sendiri dan mencerca pikiran gue dengan hal negatif tentang cinta.

Selama 2 tahun, gue menjalani hari-hari dengan tenang, mencoba untuk ga terlalu memikirkan cinta yang menjelkelkan itu. Kadang gue iri liat teman-teman gue yang punya pacar, yang berantem sama pacarnya, yang mesra-mesraan di depan gue. Ga sampai buat gue muntah karena jijik sih, tapi cukup buat gue miris. Karena gue juga seperti itu dulu. Mungkin ini balasan karena perbuatan gue dulu. Jangan bilang kalau itu karma, karena gue memilih jalan ini. 

Selama 2 tahun, gue belajar banyak hal di luar cinta. Membuat gue fokus akan beberapa hal di luar cinta. Ternyata, keputusan gue untuk membuat sumpah itu merupakan keputusan yang cukup tepat. Karena gue bisa menjajaki dan mencoba hal-hal baru yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hidup gue. Gue bertemu banyak orang baru, merasakan indahnya pertemanan, bagaimana pahitnya kehidupan yang sebenarnya. Tapi yang lebih penting, gue bisa fokus dengan diri gue sendiri.

Banyak dari manusia yang belum mengenal dirinya sendiri. Gue bersyukur selama 2 tahun ini bisa lebih mengenal diri gue sendiri. Gue benar-benar bisa tau apa yang gue suka dan tidak suka. Memprioritaskan diri gue, mengagungkan diri sendiri. Yang lebih utama adalah gue benar-benar menjadikan diri gue sebagai pemeran utama dalam hidup gue. Sebebas merdeka gue untuk memasukkan ataupun mengeluarkan orang-orang yang ga gue perkenankan dalam hidup gue. 

Mungkin bila gue punya pacar, gue ga akan sebebas itu dalam hidup gue. Seengganya gini, kalau punya pacar gue harus repot-repot untuk izin ataupun sekedar bilang ke pacar gue saat gue mau melakukan sesuatu. Konyol sih. Padahal kan pacar itu bukan siapa-siapa gue, maksudnya bukan individu yang sangat besar kontribusinya dalam hidup gue. Tapi kenapa gue harus izin ke dia untuk melakukan hal yang gue suka? Itu juga merupakan salah satu hal yang gue sadari selama 2 tahun ini. 

Impian.
Nah ini yang paling penting. Gue bisa benar-benar menemukan apa impian gue yang sebenarnya. Walaupun masih belum bisa fokus untuk mencapainya. Paling tidak, ada tujuan yang gue punya, ada gairah yang membuat gue semangat untuk menjalani hidup.

Selama 2 tahun ini, mengajarkan gue untuk menjadi orang yang menghargai akan hal-hal kecil. Mengapresiasi tiap individu yang datang ke dalam hidup gue, meskipun pada akhirnya mereka tidak menetap dan pergi. Menyadari kalau bahagia itu benar-benar sangat sederhana. Karena bahagia juga merupakan sebagian dari rejeki, menurut gue. Membuat gue menjadi orang yang benar-benar bersyukur atas segala hal yang terjadi dalam hidup gue. Bahkan untuk hal buruk pun juga gue syukuri. Tanpa adanya kejadian buruk, mungkin tidak akan membuat gue menyadari suatu hal. 

Intinya begini, untuk mengerti tentang hidup diperlukan waktu yang lama dan pembelajaran yang terus-menerus. Karena pelajaran di sekolah bahkan orang tua sekalipun tidak bisa memberikan pengertian yang jelas bagaimana cara menjalani hidup. Padahal kan yang penting itu bagaimana menikmati hidup agar hidup kita menajdi lebih bermakna. Itu menurut gue. Karena pengalaman adalah guru yang sangat berharga.

Jujur, gue bahagia banget hari ini tiba. Ga terbayangkan sebelumnya kalau gue benar-benar bisa komitmen sama keputusan gue. Yang gue tau adalah gue ga boleh melanggar sumpah gue, apapun yang terjadi gue harus membuat ini berhasil. Tapi ada satu hal yang gue lupakan. Gue lupa untuk membuat rencana apa yang harus gue lakukan setelah gue berhasil menyukseskan sumpah ini. Gue bahkan gatau bagaimana harus merayakan hal ini. Lalu gue berpikir, "gue ga harus merencanakan apapun lagi, biarkan semuanya berjalan tanpa ada rencana apapun".

Akhirnya, gue bisa bilang kalau gue BENAR-BENAR BAHAGIA.
Gue ga pernah merasakan kebahagiaan yang seperti ini sebelumnya. Bahagia karena gue mampu untuk melakukan hal yang tidak terduga. Bahagia karena gue mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga. Bahagia karena gue mempunyai jalan hidup yang seperti ini. Bahagia karena ga harus lagi meragukan diri gue sendiri. Bahagia karena gue bisa membuktikan ke semua orang kalau gue memang bisa.

Dan setelah hari-hari yang gue lewati selama 2 tahun ini mengubah pemikiran gue tentang cinta. Ternyata cinta itu tidak berasal dari 1 orang saja (red: pacar), tapi dari orang-orang lain yang ada di sekitar gue. Keluarga dan teman-teman gue. Meskipun mereka tidak secara gamblang menyatakan kalau mereka menyayangi gue, tapi gue tau kalau mereka sayang sama gue. Sorry kalau gue sok ke-pede-an. Yang penting gue amat sangat menyayangi mereka.

Tulisan gue kali ini adalah sebagai salah satu bentuk bagaimana gue merayakan berakhirnya masa sumpah gue. Cukup sedih sih karena harus berakhir secepat ini. Time has flies. Gue bahkan ga menyadari kalau 2 tahun itu waktu yang singkat. Di sisi lain, gue benar-benar bahagia dan merasa tidak ada beban lagi. Terima kasih, Tuhan, untuk hidup yang menyenangkan ini!

No comments:

Post a Comment