Post kali ini gue dedikasikan untuk Bapak gue tercinta. Gue manggil ayah gue dengan sebutan Bapak, karena kami berasal dari Suku Jawa dan uda jadi kebiasaan untuk memanggil Ayah dengan sebutan Bapak. Ya ga semua orang jawa kaya gitu sih, tapi di keluarga gue tradisinya uda kaya gitu turun temurun. Sebenarnya, gue bukan orang Jawa murni, tapi darah Jawa mendominasi memberikan kehidupan di dalam tubuh gue.
Bapak gue berumur 52 tahun. Ia seorang yang gagah dan cukup bertanggung jawab dengan keluarga. Ada sifatnya yang dulu sangat gue benci sekaligus gue kagumi, yaitu DISIPLIN. Mungkin karena kebiasaan yang terbawa dari pekerjaannya, sampai mengimplementasikan sikap itu ke dalam keluarga. Oh iya, Bapak gue seorang TNI lebih tepatnya Polisi Militer bagian Penyidik. Kebayang ga gimana menyeramkannya Bapak gue?
Sejak SD sampai SMA, gue selalu diantar ke sekolah dengannya naik motor. Ya, Bapak gue bukan orang yang sombong. Meskipun kami memiliki mobil, tapi beliau memilih untuk mengendarai motor sebagai kendaraan pendukung kegiatannya sehari-hari. Selama kurang lebih 12 tahun, gue merasakan kedisiplinan yang cukup menyiksa. Bapak gue selalu menetapkan untuk berangkat ke sekolah jam 6 pagi. Pokoknya jam 6 pagi uda jalan dari rumah!
Tidak cuma itu, bisa gue bilang kalau Bapak gue sangat amanah. Sekali lagi, karena tuntutan pekerjaannya. Banyak sifat Bapak yang turun ke gue, salah satunya suka nonton berita. Gue ga terlalu suka sih nonton berita, tapi gue lebih memilih untuk nonton acara berita dibandingkan nonton sinetron. Anehnya, tanpa gue sadari gue selalu mengikuti perkembangan berita yang terjadi di Indonesia. Berita politik, ekonomi, maupun entertaiment.
Sekitar beberapa tahun yang lalu, pernah terjadi sebuah insiden geng motor yg ugal-ugalan dan meresahkan warga. Gue lupa cerita tepatnya seperti apa, tapi geng motor itu punya hubungan dengan TNI Angkatan Laut. Nah, kebetulan Bapak gue yang menangani kasus itu. Karena rasa penasaran yang tinggi, gue pun mencoba untuk menanyakan kebenaran berita itu ke Bapak. Pelitnya, Bapak gue cuman jawab,
"Gatau"
Beliau jawab dengan nada males-malesan dan penuh rahasia. Gue tau kalau Bapak gue bohong dan mencoba nanya lagi. Tapi jawabannya tetap sama. Ya gue coba mengerti bahwa itu pekerjaan beliau. Beliau tidak diperkenankan untuk memberitahu segala kasus yang sedang beliau kerjakan karena menyangkut kerahasiaan negara.
Bapak gue lulusan pesantren di kota kelahirannya. Gue gatau nama pesantrennya apa, seinget gue Tebu Ireng atau apalah. Bapak gue gapernah cerita banyak tentang masa lalu dan kehidupan semasa mudanya dulu. Bahkan Ibu gue sendiri juga ga banyak tahu tentang Bapak gue di masa lalu. Cukup aneh, kan? Ibu gue sendiri aja gatau, gimana gue?!
Bapak gue selalu mengamalkan membaca doa-doa dan surat Yasin setiap malam Jum'at setelah solat Magrib. Meskipun gue sendiri gatau beliau membaca doa apa, karena ga terlalu jelas pelafalannya. Tanpa putus, setiap minggu beliau mengamalkan hal itu. Mungkin uda jadi kebiasaannya sejak kecil. Setau gue, Bapak gue masih memiliki keturunan dari orang sufi. Yang gatau arti sufi apa, silakan gunakan fasilitas Google ya ;)
Oh iya, tahun ini Bapak sedang dalam Masa Persiapan Pensiun. Sejak 1 Februari 2015, beliau tidak kerja lagi, tidak ke kantor lagi, tidak dinas malam lagi, tidak mengerjakan kasus-kasus lagi. Ga sepenuhnya pensiun, karena beliau resmi pensiun tahun depan. Dan sejak beliau tidak kerja lagi, beliau jadi makin sering main catur -_-
Lebih sering nongkrong di pos ojek, main catur di sana. Yang kadang buat Ibu gue kesel sama kelakuan Bapak gue itu. Kadang Bapak gatau waktu kalau uda main catur. Tapi gue mencoba untuk memberi pengertian ke Ibu gue, kalau Bapak juga butuh hiburan. Karena sejak MPP itu beliau jadi tidak memiliki kegiatan apa-apa. Lebih tepatnya, kegiatannya berkurang.
Gatau kenapa, gue melihat kalau Bapak gue suka banget main catur. Jadi secara ga langsung gue kaya menetapkan untuk calon suami gue nanti, kalau mau nikahin gue harus jago main catur trus mengalahkan Bapak gue dulu hahahahaha. Sorry ya kalau pikiran gue terlalu jauh.
Sejak Bapak memulai MPP, gue jadi melihat perubahan yang drastis. Beliau jadi lebih bawel. Ya wajar sih, mungkin beliau saat ini sedang masuk transisi dimana beliau merasakan penuaan. Mungkin bisa disebut Syndrome tapi gatau syndrome apa hahaha. Kadang agak kesel sih sama sikap Bapak gue yang sekarang, ya karena kebawelannya itu. Dan gue mencoba untuk mengerti.
Mau bagaimana pun, Bapak tetap Bapak gue. Mau beliau sangat menyebalkan juga gue tetap sayang sama dia. Gue akui kalau gue gabisa terang-terangan bilang sayang ke beliau. Tapi gue mencoba untuk menuruti semua perkataan dan nasihat yang beliau berikan. Gue menyadari bahwa waktu cepat banget berlalu. Bapak dan Ibu gue semakin tua, gue dan abang gue semakin beranjak dewasa. Itu artinya bahwa gue juga harus bersikap dewasa.
Entah kenapa gue merasakan kehilangan akan masa kecil gue dengan Bapak gue. Gue baru sadar ternyata lebih banyak waktu yang gue habiskan dengan Bapak daripada sama Ibu gue. Dan gue yang saat ini, jadi lebih jarang meluangkan waktu untuk keluarga gue. Gue mencoba untuk menekan ego gue yang suka keluar rumah, jadi lebih sering di rumah. Karena gue sadar, bahwa waktu adalah harta yang paling berharga. Karena waktu tidak dapat diputar kembali, sebisa mungkin gue harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
"I don't need any Superhero, because I have my Dad my all time Superhero." - EY
Hahaha, enak banget yang masih bisa di rumah bareng mereka, pengen banget rasanya ngejaga mereka ca, tapi yah mau gimana lagi, resiko harus di tanggung. Goodluck untuk sering'' di rumah ca, semoga kita jadi dambaan mereka selalu wkwkwk.
ReplyDeleteSabar ya ji. Harus ada yang dikorbankan untuk suatu tujuan :)
DeletePercayalah, kalo gaada yang sia-sia dari pengorbanan ji hahaha